1001 Keuntungan Lele Sangkuriang
Lele sangkuriang mulai merebut perhatian kalangan pelaku usaha budi daya ikan. Pasalnya, lele dumbo jenis baru ini memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan lele dumbo biasa. Sebut saja panen yang lebih cepat, hasil produksi lebih tinggi kualitas daging lebih unggul, lebih tahan terhadap penyakit, sangat mudah dibudidayakan, teknik pemeliharaan sederhana, dan banyak lagi keunggulan lainnya.
Tak heran, dengan keunggulan yang dimiliki tersebut banyak kalangan kepincut untuk membudidayakan ikan berkumis tersebut. Bahkan, tak sedikit petani budi daya lele yang selama ini membudidayakan lele dumbo biasa, kini mulai beralih membudidayakan lele sangkuriang. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai keunggulan lele sangkurian, berikut ini pemaparannya.
A. Produksi Tinggi
Berdasarkan pengalaman di lapangan, capaian angka produksi lele sangkuriang relatf lebih tinggi dibandingkan dengan capaian angka produksi lele dumbo biasa, baik di tingkat pembenihan maupun pembesaran.
Sebagai contoh, umumnya pemberian pakan sebanyak 1 ton untuk membesarkan benih lele dumbo sebanyak 10.000 ekor hanya menghasilkan lele konsumsi sekitar 7-8 kuintal. Sementara itu, pada lele sangkurian, pemeberian pakan dengan kuantitas dan kualitas yang setara untuk jumlah benih yang sama mampu menghasilkan lele konsumsi sekitar 1-1,4 ton.
Dengan kata lain, berdasarkan fakta tersebut, food conversion rate(FCR) lele sangkuriang lebih rendah daripada FCR lele dumbo biasa. FCR adalah perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan pergambahan bobot ikan selama masa pemeliharaan - hingga saat panen ikan tiba.
FCR yang baik dan menguntungkan petani adalah yang memiliki nilai rendah. Semakin rendah nilai FCR, semakin kecil jumlah biaya yang harud dikeluarkan untuk membeli pakan.
Dalam budi daya ikan, nilai FCR sangat ditentukan sedikitnya oleh dua hal, yakni kualitas pakan yang diberikan dan sifat bawaan mengenai laju pertumbuhan jenis ikan yang dipelihara. Semakin berkualitas pakan yang diberikan, pertumbuhan ikan akan semakin cepat. Pakan berkualitas memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik, sehingga dapat diandalkan untuk memacu pertumbuhan ikan.
Dengan cepatnya pertumbuhan ikan, kebutuhan jumlah total pakan selama masa pemeliharaan ikan relative bias ditekan. Dengan demikian, nilai FCR pun menjadi rendah. Sementara itu, lele sangkurian tergolong jenis lele yang memiliki laju pertumbuhan cepat. Otomatis, nilai FCR-nya pun rendah.
B. Panen Lebih Cepat
Cepatnya laju pertumbuhan lele sangkuriang berdampak pada cepatnya siklus panen. Sebagai gambaran, pertumbuhan lele sangkuriang di tingkat benih dari ukuran 2 - 3 cm untuk mencapai ukuran 5 - 6 cm hanya membutuhkan waktu pemeliharaan sekitar 20 - 25 hari. Sementara itu, untuk lele dumbo umumnya membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 30 - 40 hari.
Di tingkat pembesaran, dengan asumsi menggunakan bibit ukuran 5 - 6 cm, lele sangkuriang ukuran konsumsi bias dipanen sekitar 50 - 60 hari sejak ditebar. Dengan asumsi, budi daya tersebut dilakukan di wilayah yang memiliki suhu rendah, misalnya di daerah Gadog, Megamendung, Bogor, yang memiliki suhu udara harian rata - rata 25 - 28 derajat Celcius.
Pada suhu yang lebih tinggi, misalnya di daerah yang bertemperatur 35 - 38 derajat, panen lele sangkuriang ukuran konsumsi bias lebih cepat, yakni sekitar 45 hari. Fakta ini bisa dibandingkan dengan panen lele dumbo ukuran konsumsi yang biasanya memerlukan waktu rata - rata 3 - 4 bulan.
C. Kemampuan Bertelur dan Daya Tetas Telur Tinggi
Tak heran, dengan keunggulan yang dimiliki tersebut banyak kalangan kepincut untuk membudidayakan ikan berkumis tersebut. Bahkan, tak sedikit petani budi daya lele yang selama ini membudidayakan lele dumbo biasa, kini mulai beralih membudidayakan lele sangkuriang. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai keunggulan lele sangkurian, berikut ini pemaparannya.
A. Produksi Tinggi
Berdasarkan pengalaman di lapangan, capaian angka produksi lele sangkuriang relatf lebih tinggi dibandingkan dengan capaian angka produksi lele dumbo biasa, baik di tingkat pembenihan maupun pembesaran.
Sebagai contoh, umumnya pemberian pakan sebanyak 1 ton untuk membesarkan benih lele dumbo sebanyak 10.000 ekor hanya menghasilkan lele konsumsi sekitar 7-8 kuintal. Sementara itu, pada lele sangkurian, pemeberian pakan dengan kuantitas dan kualitas yang setara untuk jumlah benih yang sama mampu menghasilkan lele konsumsi sekitar 1-1,4 ton.
Dengan kata lain, berdasarkan fakta tersebut, food conversion rate(FCR) lele sangkuriang lebih rendah daripada FCR lele dumbo biasa. FCR adalah perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan pergambahan bobot ikan selama masa pemeliharaan - hingga saat panen ikan tiba.
FCR yang baik dan menguntungkan petani adalah yang memiliki nilai rendah. Semakin rendah nilai FCR, semakin kecil jumlah biaya yang harud dikeluarkan untuk membeli pakan.
Dalam budi daya ikan, nilai FCR sangat ditentukan sedikitnya oleh dua hal, yakni kualitas pakan yang diberikan dan sifat bawaan mengenai laju pertumbuhan jenis ikan yang dipelihara. Semakin berkualitas pakan yang diberikan, pertumbuhan ikan akan semakin cepat. Pakan berkualitas memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik, sehingga dapat diandalkan untuk memacu pertumbuhan ikan.
Dengan cepatnya pertumbuhan ikan, kebutuhan jumlah total pakan selama masa pemeliharaan ikan relative bias ditekan. Dengan demikian, nilai FCR pun menjadi rendah. Sementara itu, lele sangkurian tergolong jenis lele yang memiliki laju pertumbuhan cepat. Otomatis, nilai FCR-nya pun rendah.
B. Panen Lebih Cepat
Cepatnya laju pertumbuhan lele sangkuriang berdampak pada cepatnya siklus panen. Sebagai gambaran, pertumbuhan lele sangkuriang di tingkat benih dari ukuran 2 - 3 cm untuk mencapai ukuran 5 - 6 cm hanya membutuhkan waktu pemeliharaan sekitar 20 - 25 hari. Sementara itu, untuk lele dumbo umumnya membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 30 - 40 hari.
Di tingkat pembesaran, dengan asumsi menggunakan bibit ukuran 5 - 6 cm, lele sangkuriang ukuran konsumsi bias dipanen sekitar 50 - 60 hari sejak ditebar. Dengan asumsi, budi daya tersebut dilakukan di wilayah yang memiliki suhu rendah, misalnya di daerah Gadog, Megamendung, Bogor, yang memiliki suhu udara harian rata - rata 25 - 28 derajat Celcius.
Pada suhu yang lebih tinggi, misalnya di daerah yang bertemperatur 35 - 38 derajat, panen lele sangkuriang ukuran konsumsi bias lebih cepat, yakni sekitar 45 hari. Fakta ini bisa dibandingkan dengan panen lele dumbo ukuran konsumsi yang biasanya memerlukan waktu rata - rata 3 - 4 bulan.
C. Kemampuan Bertelur dan Daya Tetas Telur Tinggi
Kemampuan bertelur induk lele sangkuriang sangat luar biasa. Dibandingkan dengan indul lele dumbo biasa, kemampuan bertelur induk lele sangkuriang dua kali lipatnya. Jika kemampuan induk lele dumbo dalam sekali bertelur biasanya sekitar 20.000 - 30.000 butir, induk lele sangkuriang mampu bertelur 40.000 - 60.000 butir dalam sekali pemijahan.
Begitu juga dengan daya tetasnya. Telur lele sangkuriang memeiliki daya tetas lebih tinggi daripada daya tetas telur dumbo biasa. Padahal, daya tetas telur lele dumbo biasa sudah tergolong tinggi, yaitu di atas 80%. Namun, angka tersebut masih kalah dengan daya tetas telur lele sangkuriang, yakni di atas 90%.
Kemampuan bertelur dan daya tetas yang cukup tinggi ini jelas menguntungkan petani pembenihan lele sangkurian. Pasalnya, populasi larva atau anakan lele sangkuriang yang dihasilkan lebih banyak dalam setiap kali proses pemijahan Dengan demikian, jumlah benih yang bias dijual juga lebih banyak. ujung - ujungnya, pendapatan petani akan bertambah besar.
D. Lebih Tahan Terhadap Penyakit
Seperti lele pada umumnya, lele sangkuriang merupakan ikan yang tidak memiliki sisik. Namun, bukan berarti ikan ini tidak memeiliki pelindung tubuh. Semua jenis lele dipersenjatai dengan lender yang melapisi kulitnya tak terkecuali lele sangkurian. Lendir ini berguna untuk melindungi kulit atau tubuh lele, terutama untuk menangkal serangan penyakit. Karena itu, hindari perlakuan terhadap lele yang dapat mereduksi atau mengikis lender di kulit lele.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balasi Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar(BBPBAT) Sukabumi, jenis bakteri yang sering menyerang ikan air tawar jarang ditemukan di kolam atau wadah budi daya lele sangkuriang, terutama Trichodina sp. dan Ichthiophthirius sp.
Namun, kewaspadaan terhadap penyakit yang mungkin menyerang lele sangkuriang tetap diperlukan. Karena itu, jauh lebih penting menerapkan langkah - langkah pencegahan terhadap kemungkinan munculnya penyakit. Misalnya, menjaga kualitas air yang memenuhi syarat bagi hidup lele.
E Kualitas Daging Lebih Unggul
Daging lele sangkuriang lebih unggul dibandingkan dengan daging lele dumbo biasa. Keunggulan ini terbukti dari tekstur daging yang lebih padat. Selain itu, daging lele sangkurian lebih minim kandungan lemaknya, lebih renyah, lebih gurih, dan tidak berbau lumpur.
Rasa lele sangkuriang yang lebih renyah dan gurih disinyalir karena faktor umum yang relatif lebih muda--saat dipanen pada ukuran konsumsi(6-10ekor/kg)--daripada umur lele dumbo biasa. menurut pengalaman konsumen, semakin berumur lele yang dikonsumsi, semakin menurun cita rasa atau kelezatannya.
F. Lebih Tahan Banting
Sama seperti lele pada umumnya, lele sangkuriang termasuk ikan yang tahan banting. Untuk dapat bertahan hidup, lele sangkuriang tidak memerlukan kondisi atau persayaratan air khusus seperti pada ikan air tawar lainnya. Demikian juga dengan lele sangkuriang.
Jika ikan air tawar lain memerlukan oksigen terlarut dalam air yang cukup, lele tidak terlalu membutuhkannya, terutama lele ukuran sedang ke atas (bukan di tingkat benih). untuk menyiasati kebutuhan oksigen, lele bias menyembul ke permukaan air untuk menyerap oksigen dari udara langsung. Hal ini dimungkinkan karena lele memeiliki alat pernapasan tambahan yang disebut laibirn atau arborescent.
Karena kemampuan tersebut, lele sangat mungkin dipelihara di dalam wadah budi daya dengan kondisi air kritis, misalnya di bak comberan. Selain itu, lele bias dibudidayakan di dalam pilihan wadah yang beragam. Misalnya, menggunakan kolam terpal, drum, atau wadah alternatif lainnya.
G. Teknik Pemeliharaan Lebih Mudah
Teknik pemeliharaan lele sangkurian cukup sederhana dan lebih mudah dibandingkan dengan pemeliharaan lele dummbo biasa Apalagi jika dibandingkan dengan budi daya jenis ikan air tawar lainnya. keunggulan - keunggulan lele sangkurian, seperti lebih tahan terhadap penyakit dan lebih tahan banting, tentunya akan lebih memudahkan pemeliharaan ikan ini.
Dalam hal pergantian air, tak harus sesering jika membudidayakan ikan bersisik. Bahkan, disarankan untuk tidak mengganti air kolam sama sekali selama masa pemeliharaan lele sangkuriang. Pasalnya, penggatntian air akan mengubah kualitas air ideal bagi lele sangkurian.
Di beberapa kolam pemeliharaan induk, bahkan terdapat beberapa buah kolam pemeliharaan yang airnya sudah berumur kurang lebih satu tahun. Artinya, sepanjang pemeliharaan lele sangkurian, air kolam tidak pernah diganti. Kenyataannya kualitas air tetap baik dan tidak mengandung zat - zat beracun di dasar kolamnya.
Hebatnya lagi, air kolam tersebut tidak berbau. Semua orang telah membuktikan bahwa air kolam yang tidak pernah diganti tersebut tidak berbau. Inilah salah satu keunikan teknik budi daya lele sangkuriang.
H. Bisa Dibudidayakan di Lahan Sempit
Lele sangkuriang bias dibudidayakan di lahan sempit atau terbatas. Tak hanya memanfaatkan pekarangan rumah, bahkan saat ini tren budi daya lele sangkuriang telah memanfaatkan ruang tak terpakai di dalam rumah. Misalnya, di gudang, garasi mobil yang sudah tak terpakai, bahkan di atas dak rumah. Ide ini sebelumnya tak pernah terpikirkan sama sekali.
Namun, genting atau atap rumah dari ruangan yang dimanfaatkan untuk kolam sebaiknya dilepas. Tujuannya, agar cahaya matahari dan air hujan bias masuk ke dalam air kolam. Cahaya matahari dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang bias berkembang di dalam air. Sementara itu, air hujan yang langsung dari langit--bukan melalui daun-daun pohon atau penghambat lainnya--justru baik sebagai media hidup lele.
Tingkat keberhasilan budi daya dengan memanfaatkan lahan alternative ini ternyata cukup bias diandalkan. Angka produksi pun tak kalah tinggi dengan pemeliharaan lele sangkuriang di lahan konvensional. Umumnya, jenis kolam yang digunakan di lahan alternatif--seperti dikemukakan-- adalah kolam terpal.
I. Benih Mulai Mudah Diperoleh
Pada awal diperkenalkan kepada masyarakat, benih lele sangkuriang masih sangat sukar diperoleh. banyak masyarakat yang telah mengetahui keunggulan lele sangkuriang dan tertarik membudidayakannya menghadapi kesulitan mendapatkan benih lele tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah pembudidaya pembenihan lele sangkuriang relatif bertambah banyak.
Memang keberadaan pembudidaya yang khusus membenihkan lele sangkuriang tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. namun, dengan kemajuan teknologi informasi, ternyata tidak terlalu sulit untuk memperoleh benih lele sangkuriang. Cukup mengetahui nomor kontak penyedia benih lele sangkuriang, peminat budi daya ikan berkumis ini sudah bias melakukan pemesanan.
Nomor kontak umumnya diperoleh dari mulut ke mulut atau bias juga dari hasil mengakses situs tertentu di internet. Dengan demikian, bahkan pembudidaya pembesaran lele di luar Pulau Jawa tak kesulitan memperoleh benih lele sangkurian dari pembudidaya atau suplayer di Pulau Jawa.
Namun, volume pengiriman benih kerap tidak memenuhi jumlah permintaan yang sebenarnya. maklum, hingga saat ini, jumlah produksi benih lele sangkuriang belum berbanding lurus dengan permintaan benih ikan yang tergolong besar. Dari fakta ini dapat diambil kesimpulan segmen usaha pembenihan lele sangkuriang tergolong bisnis yang masih terbuka lebar.
Comments
Post a Comment