Geliat Bisnis Lele Sangkuriang dengan Untung 10x Lipat

Pelan tapi pasti, keunggulan lele sangkuriang mulai tercium masyarakat. Setidaknya oleh kalangan pembudidaya ikan, khususnya yang selama ini menggeluti usaha pembenihan dan pembesaran lele. Para pakar perikanan pun merekomendasikan benih lele sangkuriang--daripada lele dumbo biasa--kepada siapa saja yang hendak memulai usaha budi daya pembesaran lele.

bisnis lele dengan untung 10 kali lipat

Cerita sukses mengenai pelaku usaha budi daya lele sangkuriang bergulir dari mulut ke mulut. Alhasil, bisnis lele jenis unggul ini mulai ramai digeluti banyak kalangan, baik sebagai usaha utama maupun usaha sampingan--dari petani, pegawai negeri, karyawan swasta, karyawan BUMN, pensiunan, pekerja paruh waktu (freelancer), dan sebagainya. Secara umum, usaha budi daya lele beberapa tahun belakangan ini memang semakin digandrungi masyarakat. Komoditas unggulan perikanan yang satu ini memang tak pernah mati.

A. Prospek Beternak Lele Sangkuriang

Sudah tentu, ramainya bisnis lele sangkuriang tak lepas dari prospek atau "jaminan keuntungan" yang akan diraup bagi siapa saja yang melakoninya. Selain itu, yang pasti pasar sangat terbuka lebar, baik untuk segmen pembenihan maupun pembesaran. Tingkat permintaan terhadap komoditas ini pun semakin tinggi dari waktu ke waktu. Bagaimana gambaran peluang usaha budi daya lele sangkuriang? Berikut ini pemaparan selengkapnya

a. Segmen Pasar Jelas dan Terbuka Lebar
Pemasaran lele sangkuriang tidak sulit, baik di tingkat benih maupun ukuran konsumsi. Sebab segmen pasar lele di Indonesia sudah jelas dan masih terluba lebar untuk digarap. Hingga saat ini, ceruk pasar lele sangkuriang sama dengan ceruk pasar lele dumbo biasa, yakni warung pecel lele, warteg, rumah makan dan restoran, konsumen rumah tangga, produsen makanan olahan lele, dan sebagainya.

1. Warung Pecel Lele
Warung pecel lele merupakan target pasar yang paling potensial di antara target pasar lainnya Rata-rata warung pecel lele membutuhkan sekitar 3-5 KG lele per hari. Pada hari-hari libur, kebutuhan lele bias bertambah dua kali lipat, yakni sekitar 6-10 KG per hari. Warung dengan ciri khas tenda itu, umumnya buka pada sore hingga malam hari. Namun, ada juga beberapa warung pecel lele yang buka pada siang hari.

Keberadaan warung pecel lele hamper merata di semua daerah, baik di kota besar maupun kota kecil. Apabila dalam satu kota terdapat 100 warung pecel lele, berarti dibutuhkan 3-5 kuintal lele per hari atau 90-150 kuintal lele per bulan. Kebutuhan lele tersebut tak selamanya dipenuhi dari wilaya di sekitar kota tersebut, lainkan masih mengandalkan pasokan dari daerah lain.

Lele konsumsi untuk warung pecel lele biasanya berukuran 7-8 ekor/KG. Ukuran tersebut dipandang ukuran yang paling disukai konsumen. Selain itu, dampak dari pemilihan ukuran tersebut, cukup memberi keuntungan yang lumayan bagi pemilik warung pecel lele. Jika ukuran lele lebih besar, misalnya 6 ekor dalam satu kilogram, biasanya keuntungan pemilik warung pecel lele sedikit berkurang.

2. Warung Tegal (Warteg)
Warung makan sederhana atau yang popular dengan istilah warung tegal (warteg) jumlahnya sangat banyak. Keberadaannya cukup merata di berbagai daerah. Tak jauh berbeda dengan warung pecel lele, kebutuhan warteg terhadap lele juga cukup besar. Walaupun dari segi angka konsumsi masih kalah dengan warung pecel lele, warteg tetap menjadi target pasar yang cukup potensial.

Menu masakan lele di warung makan dengan konsumen dari kalangan bawah ini mulai bervariasi. Namun, umumnya yang tersedia berupa lele goring da lele bumbu pedas. Ada juga beberapa warteg di sekitar Jabodetabek yang menyajikan lele goring tepung. Menambah rasa ikan tak bersisik ini semakin gurih dan kriuk.

Tak jauh berbea dengan warng pecel lele, warung tegal juga menghendaki ukuran lele 7-8 ekor/KG. Bahkan, warteg masih bias menggunakan lele ukuran lebih kecil, misalnya berisi 9-10 ekor/KG..

3. Rumah Makan dan Restoran
Kini rumah makan besar dan restoran mulai menyajikan menu masakan dari lele. Artinya, lele bukan hanya konsumsi kalangan kelas bwah. Memang, dalam sepuluh tahun terakhir ini, pamor lele mulai melambung dan sudah mulai dianggap sederajat dengan ikan air tawar yang lebih dahulu popular, seperti gurami, nila, dan ikan mas. Terlebih lagi dengan kehadiran varietas baru,yakni lele sangkuriang.

Keberadaan rumah makan besar dan erstoran cukup banyak dan relative merata di semua daerah. Walaupun kebutuhan rumah makan terhadap pasokan lele masih kalah dibandingkan dengan warung pecel lele, tetapi usaha kuliner tersebut terbilang ceruk pasar yang sangat potensial.

Lele konsumsi untuk rumah makan dan restoran biasanya berukuran 6 ekor/KG. Ukuran tersebut dipandang ukuran yang paling disukai konsumen rumah makan dan restoran. Konsumen merasa puas dengan ukuran lele yang relative besar.

4. Usaha Makanan Olahan Berbahan Dasar Lele
Usaha pengolahan makanan yang berasal dari lele belum terlalu popular. Umumnya, usaha ini dijalankan dalam skala rumah tangga. Keberadaan usaha ini membuat nilai ekonomi lele lebih tinggi. Lele dapat diolah menjadi makanan kering yang tahan lama, seperti abon lele, kripik lele, krupuk lele, dan lele asap. Selain itu, daging lele bias diolah menjadi makanan basah olahan, seperti nugget, baso, ekado, dan sosis.

Jika dibandingkan dengan abon lele, kripik lele, dan olahan kering lainnya, hasil olahan makanan basah relative lebih cepat basi (kadaluwarsa). Ihwal ini masih menjadi kendala serius bagi pelaku usaha pengolahan makanan dari lele.

Jumlah industry rumahan yang mengolah makanan awetan dari lele mulai bertambah. Walaupun belum terlalu banyak, tetapi kebutuhan lele untuk segmen usaha ini cukup lumayan. Usaha ini ummnya membutuhkan lele di atas ukuran konsumsi, misalnya berisi 1-3 ekor/KG.

5. Usaha Pemancingan
Usaha pemancingan merupakan target pasar tersendiri bagi pembudidaya yang melakoni segmen usaha pembesaran lele. Segmen tersebut membutuhkan pasokan lele di atas ukuran konsumsi. Rata-rata berukuran dua ekor per kilogram. lele dengan ukuran tersebut populeh dengan istilah "buaya". Dengan adanya usaha pemancingan tersebut, hasil produksi lele konsumsi yang tidak diserap pasar masih tetap bias dijual.

6. Rumah Tangga.
Walaupun masih rendah, permintaan lele dari rumah tangga tetap bias diperhitungkan. Lele tentu menjadi pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani anggota keluarga. Selain harganya yang terjangkau, lele juga memiliki cita rasa yang gurih dan renyah. Terutama lele sangkuriang yang tidak berbau lumpur dan lebih kering jika digoreng.

7. Usaha Pembenihan Lele Sangkuriang
Berdasarkan pantauan di lapangan dan pengalaman penulis, pasar benih lele sangkuriang sangat terbuka lebar. Target pasar segmen usaha pembenihan lele adalah petani atau pelaku usaha pembesaran lele sangkurian. Banyak penyedia benih lele sangkuriang yang kewalahan untuk memenuhi permintaan yang datang pada mereka.

Tentunya keadaan di atas tidak terlepas dari banyaknya masyarakat yang mulai berminat melakoni usaha pembesaran lele sangkurian. Hal tersebut dapat dipahami karena tingkat keuntungan dari pemeliharaan lele sangkuriang lebih besar dibandingkan dengan keuntungan dari pemeliharaan lele dumbo biasa.

Karena itu, bagi siapa pun ang tertarik beternak lele sangkuriang, cobalah menekuni segmen pembenihan. Selain pasarnya sangat terbuka lebar, keuntungan dari segmen pembenihan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan segmen pembesaran.

b. Popularitas Lele Sangkuriang Semakin Naik
Cerita mengenai keunggulan lele bergulir dari mulut ke mulut. Pemberitaan di media massa, baik cetak maupun elektronik tentang keungulan lele sangkuriang menambah varietas ikan berkulit licin ini semakin popular. Implikasinya, semakin banyak konsumen yang penasaran dengan rasa lele sangkuriang. Sebagian lainnya kepincut untuk membudidayakan lele sangkuriang.

Menurut penuturan beberapa pengelola warung pecel lele, kini banyak konsumen yang bertanya apakah lele yang disajikan lele sangkuriang atau lele dumbo biasa. Umumnya, konsumen yang bertanya hanya sekadar ingin mengetahui. Namun, ada sebagian konsumen yang ternyata terlanjur fanatic terhadap keunggulan rasa dari lele sangkuriang. Jika bukan lele sangkuriang, mereka mengurungkan niatnya makan di warung pecel lele tersebut.

B. Menggalang Kekuatan Melalui Kelompok Pembudidaya Lele

Kesadaran petani untuk membangun kelompok sudah cukup besar, terutama dalam 10 tahun belakangan ini. Masyarakat mulai merasakan manfaat kelompok untuk menunjang kemudahan usaha yang dijalankannya. Saat ini berdiri berbagai macam keompok, mulai dari keompok yang spesifik terkait bidang usaha yang digeluti hingga kelompok kelompok terpadu yang menggabungkan berbagai jenis komoditas, seperti peternakan, pertanian, perikanan, dan perkebunan.

Saat ini kelompok pembudidaya ikan tak kalah banyak jumlahnya. Wadah seperti ini jelas memeiliki banyak manfaat bagi anggotanya. Banyak kepentingan anggota yang dapat terwakili oleh wadah tersebut. Berikut ini beberapa manfaat yang bias diperoleh dengan bergabung dalam wadah kelompok.

a. Ajang Bertukar Informasi
Informasi merupakan hal sangat berharga. Informasi yang diperoleh semakin bertambah dengan turut bergabung dalam kelompok. Informasi tersebut bias berupa informasi peluang pasar, informasi mengenai teknologi berkaitan dengan budi daya yang dilakukan, dan sebagainya. Selain itu, dapat menjalin sambung rasa dan sebagai wadah untuk berbagai pengalaman.

b. Ajang Mencari Partner Usaha
Jika dalam menjalankan usaha budi daya ikan membutuhkan partner usaha, kelompok merupakan ajang mencari partner yang baik. Umunya, kepercayaan satu sama lain dapat lebih terjaga bila berpartner dengan sesame anggota kelompok. Sebab satu sama lain saling mengenal dengan baik. Dengan modal kepercayaan yang dimiliki kedua belah pihak dapat lebih focus menjalankan usaha yang hendak dilakoni

c. Lebih Terorganisasi
Dengan adanya kelompok, memudahkan koordinasi dalam banyak hal. Misalnya, jika mendapatkan subsidi dari pemerintah, penyalurannya menjadi lebih mudah dan terorganisasi. Begitu juga jika hendak mendapatkan pembinaan dari pemerintah, akan lebih mudah.

Hal yang terpenting, lebih terorganisasi dalam hal menjual hasil komoditas. Bersama kelompok, biasanya lebih memiliki posisi tawar yang kuat terhadap suplayer, sehingga dalam rusan penjualan cenderung mendapatkan harga yang wajar.


Comments

Popular posts from this blog

Usaha Ikan Lele: Usaha yang manjur untuk dijadikan bisnis

1001 Keuntungan Lele Sangkuriang